Total Tayangan Halaman

Rabu, 02 Maret 2011

Permulaan Untuk Sebuah Kebaikan

Semua yang terasa melelahkan dan membuat putus asa, hanyalah pada awalnya saja. Apapun, impian apapun yang ingin kita raih, seandainya sudah melewati tahap awal yang melelahkan itu, semuanya akan terasa ringan. Usaha keras yang kita lakukan saat melewati proses awal itu, ialah candu untuk sebuah hal yang dinamakan kebiasaan.
Bisa karena terbiasa, begitu kata pepatah.

Maka, perjuangan itu selalu ada awal tetapi tak pernah ada akhir. Maka betapa mahal harga sebuah awalan. Mulanya adalah keinginan untuk merefleksikan perasaan dalam wujud nyata. Ia mengalir seiring dengan rangkaian perjuangan mematahkan kemalasan.
Dan akan sangat pas apabila sebuah awal itu juga dibarengi dengan kebaikan dan kesungguhan. Diikuti oleh niat tulus dan tinggi. Niat yang baik pada awalnya, melahirkan berjuta kebaikan tentunya.

Tak pernah ada kata terlambat untuk sebuah kebaikan. Tekad yang kuat untuk membuat sebuah permulan atau awalan, sesungguhnya berbanding lurus dengan impian itu sendiri. Semakin besar dan nyata impian kita, semakin terasa menggiurkan impian kita, akan semakin besar pulalah takad kita untuk memulai sebuah permulaan. Ketika akan mengawali kebaikan, jangan pikirkan seberapa lelah kita menggapai impian, tetapi pikirkan betapa indah impian kita kelak jika benar-benar terwujud.

Membeli impian seperti membeli emas dan berlian. Semakin banyak uang yang kita keluarkan, semakin besar pulalah nilai karatnya. Semakin banyak usaha dan doa yang kita lakukan, semakin dekatlah kita dengan impian kita. Atau mungkin hasilnya akan melebihi harapan kita.

Seandainya kita adalah pribadi-pribadi lemah yang tidak berhasrat untuk menggapai impian. Seandainya kita adalah jiwa-jiwa yang telah merasa cukup dengan apa yang ada, tanpa perlu merasa memulai sebuah kebaikan lagi karena dirasa sudah terlalu sering kita mengawali sebuah kebaikan. Maka sesungguhnya kita telah membuat suatu permulaan yang buruk, bukan kebaikan. Kita telah memulai sebuah permulaan untuk kebiasaan negative. Karena itu, berhati-hatilah menjalani segala proses dalam kehidupan kita.

 Muaranya selalu tertuju pada 2 hal, yaitu keburukan atau kebaikan.
Dan pada akhirnya, segala hal yang menyangkut kebaikan dan keburukan adalah hak prerogative Allah. Pada akhirnya, yang menilai adalah Allah.
Bukankah kita melakukan semua kebaikan karena Allah?...
Smangath ya kawan,,walau byk halang rintang,,tp Allah yg menilai itu semua,,,,,,, :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar